About

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Saturday, December 31, 2011

MEMORY


Memori/ingatan berhubungan dengan pengalaman masa lalu, yang pernah dilihat atau dialaminya, merupakan ribuan kesan indera yang saling berhubungan. Ingatan adalah suatu yang membentuk jati diri manusia yang membedakan dengan makhluk yang lain, ingatan memmberikan rujukan pada masa lalu dan perkiraan pada masa depan. Ingatan merupakan kumpulan reaksi elektronik yang runtut yang diaktifkan melalui beragam saluran indriawi dan disimpan dalam jaringan saraf yang sangat rumit dan unik diseluruh bagian otak.
Penyelidikan mengenai ingatan atau memory mula-mula dilakukan oleh Ebinghaus (1885). Dalam penyelidikannya mengenai memory dengan menggunakan wonsense syllabus(kata-kata yang tidak berarti). Metode memory digunakan Ebinghaus sebagai kontrol pada proses belajar(learning) dan recall pada materinya.
James Drever mengatakan bahwa ingatan sebagai suatu kemampuan untuk menerima/memasukan(learning), menyimpan(retention) dan mengeluarkan kembali(remembering) dari pengalaman lampaunya.
Ingatan merupakan fungsi mental yang kompleks untuk mengingat kembali apa yang pernah dialaminya atau dipelajari. Ingatan banyak dipengaruhi oleh beberapa factor. Diantaranya ialah banyak latihan, motivasi individu untuk mengingat isi materi, interval antara memasukkan dan mengeluarkan kembali ingatan itu. Menurut Margovis dan Wood Wortt ada tiga tahap ingatan, yaitu:
a.      Encoding(Memasukkan)
Fungsi memasukkan pada setiap orang berbeda-beda, karena sifatnya subyektif. Adapun fungsi dari proses ini adalah meretrigasi informasi-informasi yang di peroleh melalui kerja penerimaan rangsang(sensori reseptor) dan system saraf pusat.
b.      Storage(Penyimpanan)
Informasi yang diterima oleh otak, hanya dapat terjadi jika otak sudah siap dan jika informasi tersebut saling menguatkan maka ingatan akan
semakin kuat. Disini otak akan mempertahankan atau menyimpan informasi yang diterima.
c.      Retrieval(Pengeluaran)
Proses ini adalah memproduksi data atau informasi yang pernah dimasukkan, proses ini menggambarkan kegunaaan dari proses storage, karena jika tidak ditanya tentang suatu hal tidak mungkin kita
berhenti pada proses kedua, karena orang lain tidak akan mengerti apa yang kita jawab.
                                                                                       Memasukkan                                                                      Mengeluarkan
    (learning)                                                                                (Remembering)
           
                                                   Menyimpan
                                                    (retention)
Beberapa sifat ingtan, yaitu:
a.    Ingatan yang cepat dan mudah
Intinya seseorang dengan cepat dan mudah menerima kesan-kesan, misalnya ada orang yang cepat mengingat baik-baik suatu lagu dan adapun yang lambat.
b.    Ingatan yang luas
Artinya seseorang dapat menerima banyak kesan dalam daerah yang luas.
c.    Ingatan yang teguh
Artinya kesan yang diterima, tetap tidak berubah, melainkan tetap sebagaimana pada waktu menerima.
d.    Ingatan yang setia
Artinya kesan yang diterima tetap tida berubah, sebagaimana pada waktu menerima.
e.    Ingatan yang mengabdi patuh
Artinya kesan yang pernah dicamkan dengan mudah diproduksi dengan lancar.
Kategori kegagalan dalam teori Marguis-Wood Wortt ada dua yaitu:
1.      Incersibility
Informasi itu ada, tetapi terletak pada tempat yang salah.
2.      Unavailability
Informasi itu akan ditemukan adanya kegagalan dalam panggilan informasi dapat disebabkan karena informasi tersebut tidak pernah disimpan. Disimpan tidak pada tempat penyimpanan permanen atau mungkin mengalami proses tracessibility.
Menurut Atkinson-Smiffin pada proses mengingat terjadi:
a.    Primary Effect
b.    Ini merupakan kemampuan mengingat yang baik untuk mengingat kembali data yang diletakkan diawal daftar kata. Proses ini terjadi karena informasi tersebut tidak bersaingan dengan informasi lain.
c.    Recancy Effect
Merupakan kemampuan yang baik uantuk mengingat kembali data yang diletakan diawal daftar kata karena data tersebut tidak tertutup oleh data lain.
Sedangkan komponen-komponen memory adalah:
1.    Sensory Registery
Yaitu ingatan dalam sekejap yang berbentuk:
a.    Echoic stimulus yang ditangkap oleh indera pendengaran dan berbentuk sama.
b.    Iconic stimulus yang ditangkap oleh indera penglihatan dan berbentuk bayangan.
2.    Short Term Memory
Yaitu memory yang diperhatikan, di definisikan dan dimasukkan dalam memory dengan segera, tetapi hilang dalam beberapa menit.
3.    Long Term Memory
Yaitu ingatan sesuatu yang dialami manusia yang disimpannya dalam jiwa dan sewaktu-waktu dapat ditimbulkan kembali.
Teori-teori mengenai kelupaan, yaitu:
1.    Teori Athropy Decay
Kelupaan terjadi karena traces/jejak-jejak memori itu hilang/rusak, yang sudah disimpan dalam pusat memory tidak pernah diulang kembali/dipelajari kembali.
2.    Teori Interferency
Kelupaan ini terjadi karena informasi yang ada dalam pusat memory campur aduk dan saling menghambat satu sama lain.

3.    Motivated Learning
Kelupaan yang terjadi karena ada motivasi/dorongan untuk melupakan.
4.    Retrieval Failures
Menurut teori ini, kelupaan itu terjadi karena adanya kunci-kunci atau petunjuk yang tidak jelas, akibatnya individu gagal memunculkan kembali kedalam informasi-informasi yang pernah diterima dalam memorinya.
5.    Physiologis Theory
Menurut teori ini, kelupaan itu terjadi karena adanya kerusakkan/gangguan pada fungsi syaraf di otak khususnya syaraf yang berhubungan dengan memory.
Pada penyelidikan tentang memory, ada beberapa metode yang di tempuh, yaitu:
1.   The Learning Method
Sejauh usia, waktu, atau usaha belajar yang di perlukan oleh subjek untuk dapat menguasai materi.
2.   The Relearning Method
Subyek diminta untuk mempelajari kembali isi materi sampai kriteria yang telah diberikan, ditemukan pada saat materi tersebut dipelajari pertama kali.
3.   Metode Rekontruksi
Subyek diminta untuk mengingat kembali, merekontruksi kembali materi yang telah diberikan sehingga diketahui waktu dan kesalahan yang dibuat pada kriteria tertentu.
4.   Metode Mengingat Kembali
Subyek diminta unhtuk mengingta kembali apa yang telah dipelajari dengan membuat karangan atau dengan cara lain.
5.   Metode Mengenal Kembali
Subyek diberi latihan untuk mengetahui sejauhmana materi dapat dipelajari.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas memory adalah
1.    Intelegensi
2.    Serapan gizi
3.    Jumlah kata, contoh: jumlah kata yang kita ucapkan menurut setiap itemnya dapat mempengaruhi jumlah item yang bisa kita ingat. Ketika setiap item memiliki jumlah suku kata yang lebih banyak kita hanya bisa mengingatnya beberapa saja.
4.    Penundaan atau campur aduknya informasi. Hall ini dapat menyebabkan kapasitas item yang kita ingat merosot, hal ini juga dapat mengakibatkan kelupaan.
5.    Jenis kata, jenis kata atau gabungan kata yang bermakna akan cenderung lebih mudah diingat dibandingkan dengan kata-kata yang tidak berarti atau tidak berhubungan. Contoh: merah-darah lebih mudah diingat dibandingkan merah-tidur.


 DAFTAR PUSTAKA
Atkinson, RI dan Richard. 1999. Pengantar Psikologi. Jakarta; Penerbit Airlangga.
Walgito, Bimo. 1994. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta; Andi Offset.
Widiana Siwi Herlina, Kushartati Sri. 2009. Petunjuk Praktikum Psikologi Eksperimen. Yogyakarta Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan



Merupakan objek wisata pantai dengan luas seluruh areal pantai mencapai 500 hektar terletak di Desa Widarapayung Kecamatan Binangun atau terletak ± 35 km arah timur dari Kota Cilacap. Kondisi pantainya sangat landai dengan dipagari pohon kelapa sehingga menjadikan pantai ini sejuk. Sedangkan luas kawasan yang ditetapkan sebagai Obyek Wisata Pantai Indah Widarapayung adalah sekitar 30 Ha (1000 m x 300 m)

Untuk menuju Pantai Indah Widarapayung sangatlah mudah bisa menggunakan angkutan umum bus jurusan Cilacap – Gombong atau kendaraan pribadi karena letaknya di Jalan Lintas Selatan – Selatan. Fasilitas yang ada di Pantai Indah Widarapayung: jalan yang beraspal, Shelter (tempat berteduh), Gardu Pandang, Kolam Renang, Tempat Parkir, Warung Makan, dan Kesenian Daerah. Pada bulan syura dilakukan Upacara Ritual Adat Tradisional Sedekah Bumi untuk larungan sesaji ke laut dengan diiringi kesenian daerah dan Pakaian Adat.
Upacara Sedekah Bumi adalah merupakan salah satu perwujudan ungkapan rasa syukur yang dilakukan oleh masyarakat di sekitar Desa Widarapayung agar diberi keberkahan, keselamatan dalam sehari – harinya oleh Gusti kang Maha Agung.
Obyek ini menawarkan panorama pantai yang indah, upacara adat dan kesenian daerah, gelombang laut yang relatif teratur dan cocok untuk Selancar air.
Aksesibiltas :
Dari arah timur : melewati perbatasan Kebumen (Pantai Ayah) – Cilacap (Pantai Jetis) dengan menyeberangi Jembatan Kali Bodo – ke arah barat – menuju lokasi di sebelah kiri jalan.
Dari arah barat : dari Kota Cilacap – Adipala – ke arah timur menuju Kec. Binangun – mencapai lokasi di sebelah kanan jalan.

ayo ke pantai ini soob...
Harga Tiket* : 

Orang
Tarif
Hari Biasa
Hari Libur
Pagi
Siang
Malam
Pagi
Siang
Malam
Dewasa
Rp. 3.000,-
Rp. 4.000,-
Rp. 3.000,-
Rp. 4.000,-
Rp. 5.000,-
Rp. 4.000,-
Anak
Rp. 2.500,-
Rp. 3.000,-
Rp. 2.500,-
Rp. 3.000,-
Rp. 4.000,-
Rp. 3.000,-



DI kutip dari iwisata.cilacapkab.go.id





Asosiasi


I.              Dasar teori
Penyelidikan mengenai assosiasi sudah dilakukan sejak zaman Yunani, yaitu oleh ahli filsafat Aristoteles. British Philosophers menyatakan assosiasi itu merupakan dasar mekanisme dari berfikir. Kata asosiasi sendiri pertama kali dikenalkan oleh John Locke pada tahun 1700 . sedangkan Brown
memakai kata – kata untuk assosiasi dengan sugesti yang hukumnya sama dengan assosiasi. Ia setuju dengan tiga hukum assosiasi dari Aristoteles, yaitu : similarity, kontras dan nearness in time and space. Dari tiga hukum ini dikembangkan lagi menjadi:
1.    Similarity meliputi:
a)    Live Liness (vividness)
b)    Duration
c)    Frequencyz
2.    Contast meliputi:
a)    Recency (hukum forgetting)
b)    Freedom from competing assosiation (alternatives possible respon)
3.    Nearness in Time and Space meliputi :
a)    Constitusional differences between individuals
b)    Emotional variation in the same individual from time to time
c)    Temporari states of health
d)    Priority habits of life and thought.
Dari banyak paper mengenai assosiasi (yang diambil dari kurang lebih 1948) buah akhirnya assosiasi dapat diklarifikasikan menjadi:
1.    General Identifikasi dibagi menjadi 3, yaitu :
a)    Essensial Similarity. Misalnya: lebar-lebar
b)    Function Identification. Misalnya: gadis – gaun
c)    General Identification. Misalnya: gelap – warna
2.    Specefic Identification
Misalnya  :  Ocean – pacific, friend – Tom
3.    Contingent Relation
Misalnya  :  Breakfast – table,  lake - boat
4.    Essential Contrast or Opposition
Misalnya  :  Black – white, Up – down, Love – hate
Pertautan antara bayangan satu dan bayangan lainnya disebut assosiasi. Pada umunya bayangan itu saling menimbulkan lagi atau saling mereproduksi, sehingga dalam assosiasi muncul hokum yang berlaku bagi reproduksi. Ada empat macam hukum reproduksi yaitu :
1.            Hukum Sama Waktu
Menurut hukum ini persepsi yang sama waktunya menimbulkan bayangan yang sama waktu pula. Sehingga apabila salah satu bayangan timbul, maka yang lainya akan timbul pula dalam alam kesadaran. Misalnya benda dengan bahannya.
2.   Hukum berturut-turut
Jika dua bayangan atau lebih berturut-turut masuk dalam alam kesadaran, maka terjadilah assosiasi, sehingga bila salah satu timbul alam kesadaran lainnya akan timbul pula. Misalnya deretan abjad.
3.   Hukum Persamaan
Bayangan yang mempunyai persamaan tertentu, akan saling berassosiasi dan akan saling mereproduksi. Misalnya melihat harimau berassosiasi dengan kucing.
4.   Hukum Berlawanan
Bayangan yang berlawanan akan berassosiasi dan saling mereproduksi satu dengan yang lainnya. Misalnya kaya akan berassosiasi dengan miskin.
  E.R. Guthrie mengatakan ada tiga cara untuk mnghentikan kebiasaan buruk:
1.    Exhaustion Method:
Hubungan atau asosiasi antara S & R pada perilaku buruk itu dibiarkan saja sampai lama mengalami keburukan, sehingga menjadi bosan
2.    Incompatible Response Method:
Menghubungkan stimulus dengan respon yang berlawanan dengan reaksi buruk yang hendak dihilangkan.
3.    Change Of Environmental Method:
Memutuskan hubungan S & R yang buruk yang akan dihilangkan dengan mengubah lingkungan yang menimbulkan stimulus tsb.
Teori dari Estes: Stimulus Sampling Theory—memperlihatkan bagaimana stimulus itu merupakan suatu sampel dan menimbulkan respon.
Salah satu teorinya adalah Model Statistik Belajar menurut Estes, yaitu suatu teori belajar yang menganggap bahwa semua perangsang terdiri atas sejumlah unsur, dan haya sedikit saja dari unsur tersebut bisa efektif pada satu waktu tertentu. Hanya bagian
kecil yang efektif ini sajalah yang sanggup melakukan kegiatan belajar secara asosiatif.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi asosiasi adalah
1.     keadaan jasmani adalah sejauh mana seseorang secara fisik menerima rangsangan dari luar dirinya atau dari lingkungannya
2.    Tipe seseorang adalah sejauh mana seseorang memerhatikan stimulus yang diterimanya atau kepekaan seseorang merespon stimulus.
3.     kepekaan reaksi terhadap rangsang adalah kecepatan seseorang dalam menerima rangsangan stimulus yang diterimanya.


DAFTAR PUSTAKA
Craw,Lester D dan Alice.1976.General Psychology. Littlefield.Adaws dan Cd.

Hans Raj Bhasid.1969. A Text Book of Educational Psychology.acore Text  in Human Behavior Houghton Mitm Come Bouton.

Tim Penulisan Buku Psikologi Pendidikan. 1991.Psikologi Pendidikan. Penelitian UPP IKIP.


Friday, December 30, 2011

Konsep Diri


A.  Komponen konsep diri
Konsep diri dapat digambarkan dalam istilah rentang dari kuat sampai lemah atau dari positif sampai negatif. Bergantung kepada kekuatan individu dari keempat komponen konsep dirinya. 
1.    Identitas
Identitas mencakup rasa internal tentang individualitas, keutuhan dan konsistensi dari seseorang sepanjang waktu dan dalam berbagai situasi. Identitas menunjukkan menjadi lain dan terpisah dari orang lain, namun menjadi diri yang utuh dan unik.
Pencapaian identitas diperlukan untuk hubungan yang intim karma identitas seseorang diekspresikan dalam berhubungan dengan orang lain.
2.    Citra tubuh
Citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditujukan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan orang lain.
Citra tubuh juga dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik, sikap, nilai cultural dan sosial.
3.    Harga diri
Harga diri berdasarkan pada factor internal dan eksternal. Harga diri dapat dipahami dengan memikirkan hubungan antara konsep diri seseorang dan diri ideal. Diri ideal terdiri atas aspirasi, tujuan, nilai dan standar perilaku yang diupayakan untuk dicapai.
Evaluasi diri adalah proses mental yang berkelanjutan. Nilai-nilai atau harga diri adalah kebutuhan dasar manusia yang dipengaruhi oleh sejumlah control yang mereka miliki terhadap tujuan dan keberhasilan dalam hidup. 
4.    Peran
Peran mencakup harapan atau standar perilaku yang telah diterima oleh keluarga, komunitas dan kultur. Perilaku didasarkan pada pola yang ditetapkan melalui sosialisasi. Sosialisasi itu sendiri dimulai tepat setelah lahir, ketika bayi berespons terhadap orang dewasa dan orang dewasa berespons terhadap perilaku bayi. Anak belajar perilaku yang diterima oleh masyarakat melalui proses berikut :
a.    Reinforcement-extinction : perilaku tertentu menjadi umum atau dihindari, bergantung apakah perilaku ini diterima dan diharuskan atau tidak diperbolehkan dan dihukum.
b.    Inhibisi : seorang anak belajar memperbaiki perilaku, bahkan ketika berupaya untuk melibatkan diri mereka.
c.    Substitusi : seorang anak menggantikan satu perilaku dengan perilaku lainnya, yang memberikan kepuasan peribadi yang sama
d.    Imitasi : seorang anak mendapatkan pengetahuan, keterampilan atau perilaku dari anggota social atau kelompok cultural.
e.    Identifikasi : seorang anak menginternalisasikan keyakinan, perilaku, dan nilai dari model peran ke dalam ekspresi diri yang unik dan personal.
Selama sosialisasi, seorang anak umumnya mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk berfungsi dalam banyak peran yang berbeda. Sosialisasi yang tidak berhasil adalah ketidakmampuan untuk berfungsi seperti yang dapat diterima oleh nilai masyarakat.
B.  Perkembangan konsep diri
Perkembangan konsep diri adalah proses sepanjang hidup. Setiap tahap perkembangan mempunyai aktivitas spesifik yang membantu seseorang dalam mengembangkan konsep diri yang positif.
1.  Bayi
Apa yang pertama kali dibutuhkan seorang bayi adalah pemberi perawatan primer dan hubungan dengan pemberi perawatan tersebut. Bayi menumbuhkan rasa percaya dari konsistensi dalam interaksi pengasuhan dan pemeliharaan yang dilakukan oleh orang tua atau orang lain. Penyapihan, kontak dengan orang lain, dan penggalian lingkungan memperkuat kewaspadaan diri. Tanpa stimulasi yang adekuat dari kemampuan motorik dan penginderaan, perkembangan citra tubuh dan konsep diri mengalami kerusakan. Pengalaman pertama bayi dengan tubuh mereka yang sangat ditentukan oleh kasih sayang dan sikap ibu adalah dasar untuk perkembangan citra tubuh.     
2.  Todler
Tugas psikososial utama mereka adalah mengembangkan otonomi. Anak-anak beralih dari ketergantungan total kepada rasa kemandirian dan keterpisahan diri mereka dari orang lain. Mereka mencapai keterampilan dengan makan sendiri dan melakukan tugas higien dasar. Anak usia bermain belajar untuk mengoordinasi gerakan dan meniru orang lain. Mereka belajar mengontrol tubuh mereka melalui keterampilan locomotion, toilet training, berbicara dan sosialisasi.  
3.  Usia prasekolah
Pada masa ini seorang anak memiliki inisiatif, mengenali jenis kelamin, meningkatkan kesadaran diri, meningkatkan keterampilan berbahasa, dan sensitive terhadap umpan balik keluarga. Anak-anak belajar menghargai apa yang orang tua mereka hargai. Penghargaan dari anggota keluarga menjadi penghargaan diri. Kaluarga sangat penting untuk pembentukan konsep diri anak  dan masukan negatif pada masa ini akan menciptakan penurunan harga diri dimana orang tersebut sebagai orang dewasa akan bekerja keras untuk mengatasinya.
4.  Anak usia sekolah
Pada masa ini seorang anak menggabungksn umpan balik dari teman sebaya dan guru. Dengan anak memasuki usia sekolah, pertumbuhan menjadi cepat dan lebih banyak didapatkan keterampilan motorik, sosial dan intelektual. Tubuh anak berubah, dan identitas seksual menguat, rentan perhatian meningkat dan aktivitas membaca memungkinkan ekspansi konsep diri melalui imajinasi ke dalam peran, perilaku dan tempat lain. Konsep diri dan citra tubuh dapat berubah pada saat ini karna anak terus berubah secara fisik, emosional, mental dan sosial.
5.  Masa remaja
Masa remaja membawa pergolakan fisik, emosional, dan sosial. Sepanjang maturasi seksual, perasaan, peran, dan nilai baru harus diintegrasikan ke dalam diri. Pertumbuhan yang cepat yang diperhatikan oleh remaja dan orang lain adalah faktor penting dalam penerimaan dan perbaikan citra tubuh.
Perkembangan konsep diri dan citra tubuh sangat berkaitan erat dengan pembentukan identitas. Pengamanan dini mempunyai efek penting. Pengalaman yang positif pada masa kanan-kanak memberdayakan remaja untuk merasa baik tentang diri mereka. Pengalaman negatif sebagai anak dapat mengakibatkan konsep diri yang buruk. Mereka mengumpulkan berbagai peran perilaku sejalan dengan mereka menetapakan rasa identitas.     
6.  Masa dewasa muda
Pada masa dewasa muda perubahan kognitif, sosial dan perilaku terus terjadi sepanjang hidup. Dewasa muda adalah periode untuk memilih. Adalah periode untuk menetapakan tanggung jawab, mencapai kestabilan dalam pekerjaan dan mulai melakukan hubungan erat. Dalam masa ini konsep diri dan citra tubuh menjadi relatif stabil.
Konsep diri dan citra tubuh adalah kreasi sosial, penghargaan dan penerimaan diberikan untuk penampilan normal dan perilaku yang sesuai berdasarkan standar sosial. Konsep diri secara konstan terus berkembang dan dapat diidentifikasi dalam nilai, sikap, dan perasaan tentang diri.
7.  Usia dewasa tengah
Usia dewasa tengah terjadi perubahan fisik seperti penumpukan lemak, kebotakan, rambut memutih dan varises. Tahap perkembangan ini terjadi sebagai akibat perubahan dalam produksi hormonal dan sering penurunan dalam aktivitas mempengarui citra tubuh yang selanjutnya dapat mengganggu konsep diri.
Tahun usia tengah sering merupakan waktu untuk mengevaluasi kembali pengalaman hidup dan mendefinisikan kembali tentang diri dalam peran dan nilai hidup. Orang usia dewasa tengah yang manerima usia mereka dan tidak mempunyai keinginan untuk kembali pada masa-masa muda menunjukkan konsep diri yang sehat.    
8.  Lansia
Parubahan pada lansia tampak sebagai penurunan bertahap struktur dan fungsi. Terjadi penurunan kekuatan otot dan tonus otot.
Konsep diri selama masa lansia dipengaruhi oleh pengalaman sepanjang hidup. Masa lansia adalah waktu dimana orang bercermin pada hidup mereka, meninjau kembali keberhasilan dan kekecewaan dan dengan demikian menciptakan rasa kesatuan dari makna tentang diri makna tentang diri mereka dan dunia membentu generasi yang lebih muda dalam cara yang positif sering lansia mengembangkan perasaan telah meninggalkan warisan.
C.  Factor-faktor yang mempengaruhi konsep diri
Adapun factor-faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep diri adalah sebagai berikut :

1.  Tingkat perkembangan dan kematangan
Perkembangan anak seperti dukungan mental, perlakuan dan pertumbuhan anak akan mempengaruhi konsep dirinya.
2.  Budaya
Dimana pada usia anak-anak nilai-nilai akan diadopsi dari orang tuanya, kelompoknya dan lingkungannya. Orang tua yang bekerja seharian akan membawa anak lebih dekat pada lingkungannya.
3.  Sumber eksternal dan internal
Dimana kekuatan dan perkembangan pada individu sangat berpengaruh terhadap konsep diri.
4.  Pengalaman sukses dan gagal
Ada kecendrungan bahwa riwayat sukses akan meningkatkan konsep diri demikian pula sebaliknya.

5.  Stresor
Stresor menantang kapasitas adaptif seseorang. Selye (1956) menyatakan bahwa stres adalah kehilangan dan kerusakan normal dari kehidupan, bukan hasil spesifik tindakan seseorang atau respon khas terhadap sesuatu. Proses normal dari kematangan dan perkembangan itu sendiri adalah stresor. Stresor konsep diri adalah segala perubahan nyata atau yang diserap yang mengancam identitas, citra tubuh, harga diri, atau perilaku peran.
a)    Stresor identitas
Identitas didefinisikan sebagai pengorganisasian prinsip dari system kepribadian yang bertanggung jawab terhadap kesatuan, kontinuitas, keunikan, dan konsistensi dari kepribadian. Identitas dipengaruhi oleh stresor seumur hidup.
Bingung identitas terjadi ketika seseorang tidak mempertahankan identitas personal yang jelas, konsisten, dan terus sadar. Kebingungan identitas dapat terjadi kapan saja dalam kehidupan jika seseorang tidak mampu mengatasi stresor identitas. Dalam stress ekstrem seorang individu dapat mengalami depersonalisasi, yaitu suatu keadaan dimana realitas internal dan eksternal atau perbedaan antara diri dan orang lain tidak dapat ditetapkan.
b)    Stresor citra tubuh
Perubahan dalam penampilan, struktus atau fungsi bagian tubuh akan membutuhkan perubahan dalam citra tubuh. Makna dari kehilangan fungsi atau perubahan dalam penampilan dipengaruhi oleh persepsi individu tentang perubahan yang dialaminya. Citra tubuh terdiri atas elemen ideal dan nyata. Seorang wanita yang memasukkan payudara sebagai citra tubuhnya dalam elemen ideal, maka kehilangan payudara akibat mastektomi dapat menjadi perubahan yang signifikan. Makin besar makna penting dari tubuh atau bagian spesifik, maka makin besar ancaman yang dirasakan akibat perubahan dalam citra tubuh.
c)    Stresor harga diri
Harga diri adalah rasa dihormati, diterima, kompeten dan bernilai. Banyak stresor mempengaruhi harga diri seorang bayi, usia bermain, prasekolah dan remaja. Ketidakmampuan untuk memenuhi harapan orang tua, kritik tajam, hukuman yang yang tidak konsisten, persaingan antara saudara sekandung, dan kekalahan yanmg berulang dapat menurunkan tingkat nilai diri. Stresor pada orang dewasa mencakup ketidakberhasilan dalam pekerjaan dan kegagalan dalam hubungan.
d)    Stresor peran
Peran membentuk pola perilaku yang diterima secara sosial yang berkaitan dengan fungsi seorang individu dalam berbagai kelompok sosial. Sepanjang hidup orang menjalani berbagai perubahan peran. Perubahan normal yang berkaitan dengan pertumbuhan dan maturasi mengakibatkan transisi perkembangan. Masing-masing dari transisi dapat mengancam konsep diri yang mengakibatkan konflik peran, ambiguitas peran atau ketegangan peran.
1)    Konflik peran
Konflik peran adalah tidak adanya kesesuaian harapan peran. Jika seseorang diharuskan untuk secara bersamaan menerima dua peran atau lebih yang tidak konsisten, berlawanan, atau sangat eksklusif maka dapat terjadi konflik peran. Terdapat tiga jenis dasar konflik peran yaitu :
a.    Konflik interpersonal terjadi ketika satu orang atau lebih mempunyai harapan yang berlawanan atau tidak cocok secara individu dalam peran tertentu.
b.    Konflik antar-peran terjadi ketika tekanan atau harapan yang berkaitan dengan satu peran melawan tekanan atau harapan yang saling berkaitan.
c.    Konflik peran personal terjadi ketika tuntutan peran melanggar nilai personal individu. 
2)    Ambiguitas peran
Ambiguitas peran mencakup harapan peran yang tidak jelas. Ketika terdapat ketidakjelasan harapan, maka orang menjadi tidak pasti apa yang harus dilakukan, bagaimana harus melakukannya, atau keduanya.

3)    Ketegangan peran
Ketegangan peran adalah perpaduan antara konflik peran dan ambiguitas peran. Ketegangan peran dapat diekspresikan sebagai perasaan frustasi ketika seseorang merasakan tidak adekuat atau merasa tidak sesuai dengan peran.
Kelebihan beban peran terjadi ketika seseorang individu tidak dapat memutuskan tekanan mana yang harus dipatuhi karna jumlah tuntutan yang banyak dan konflik prioritas.
6.   Usia, keadaan sakit dan trauma
Dimana usia tua dan keadaan sakit akan memengaruhi persepsi seseorang